membandingkan 2 puisi


Perbandingan Puisi “ Tangisan Air Mata  Bunda” Karya Nurholila dengan Puisi “Duka Ku” Karya Miftahul Khaira
Dosen Pengampu:
Ratna Dewi Kartika Sari, M. Pd
Oleh;
Miftahul Khaira                                  2015840026


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH JAKARTA
2018


Tangisan Air mata Bunda
“Dalam Senyum kau sembunyikan letihmu
Derita siang dan malam menimpamu
tak sedetik pun menghentikan langkahmu
Untuk bisa Memberi harapan baru bagiku
Seribu  Cacian selalu menghampirimu, tak perduli bagimu
selalu kau teruskan langkah untuk masa depanku
mencari harapan baru  bagi anakmu
Bukan setumpuk Emas yang kau harapkan dariku, tapi keberhasilanku
bukan juga kemenanganku dan  keinginan hatimu membahagiakan aku
Kau yang selalu  berkata padaku
Aku menyayangimu sekarang dan waktu aku tak lagi bersama mu
aku menyayangi mu anak ku dengan ketulusan hatiku”
                                                                                                Karya : Nurholila











DUKA KU
Ketika hati tak bertepi
Rindu tak menggebu
Angan tak sejalan
Kau menciptakannya untukku
Kau pula mengambilnya dariku

Ketika aku menuntut hak yang bukan kuasaku
ia  yang kuanggap seonggok kata yang tak bermakkna
ia  yang kuanggap sosok yang tak mencolok
Namun membanggakan

Ketika ia hanya terbaring kaku
Dikelilingi insan yang membeku
Memuntahkan air mata
Yang tertuju kepadanya

Mengapa Kau  tak menggunakan “kemahaan-Mu”
Untuk mengembalikannya kepadaku
Menerbangkan segala dukaku
                                                                                    Karya : Miftahul Khaira


A.    Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan refleksi cipta, rasa, dan karsa manusia tentang kehdupan. Refleksi cipta artinya karya sastra merupakan hasil penciptaan yang berisi keindahan. Tanpa penciptaan, karya sastra tidak mungkin ada. Karya sastra merupakan refleksi rasa dan karsa berarti bahwa karya sastra diciptakan untuk menyatakan perasaan yang di dalamnya terkandung maksud atau tujuan tertentu. Hal ini membuat karya sastra memiliki kelebihan dibandingkan dengan cabang seni lain, baik dalam bentuk maupun sarana/media yang digunakan, yaitu kata-kata atau bahasa.
Sebagai mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia sudah sepatautnya kita menyadari bahwa sebuah karya sastra adalah sesuatu yang sangat kaya dengan makna. Karya tersebut harus dapat dipahami agar dapat diketahui makna yang terkandung di dalamny, salah satunya adalah puisi. Memahami  sebuah puisi ternyata bukanlah hal yang mudah. Hal ini disebabkan bahwa puisi merupakan sebuah karya yang multi interpretatif, sehingga memungkinkan makna yang lebih dari satu tergantung dari sudut mana apresiator menerjemahkan puisi tersebut.
B.    Pembahasan
Metode yang digunakan adalah metode analisis, yaitu cara-cara mengkaji atau menganalisis unsur-unsur struktur puisi “ Tenaga Air Bunda” karya “Nurkholila” dan puisi “Dukaku” karya “Miftahul Khaira”. Adapun langkah untuk mencapai sebuah kajian dan analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : pertama menentukan persamaan antara dua puisi tersebut, kedua membandingkan struktur-struktur yang ada dalam 2 puisi tersebut, ketiga yaitu membandingkan bentuk puisi yang satu dengan ag lainnya.
1.     Persamaan Puisi
Persaman dalam puisi 1 dan puisi 2 yaikni, masing-masing puisi tersbut memiliki tema yang sama yaitu sama-sama menyurahkan rasa yang gelisah, sedih, dan gundah. Eudia mendeskripsikan kepedihan yang dirasakan bagi tiap onjek yang ada dalam puisi-puisi tersebut.
2.     Perbandingan Struktur Puisi
a.      Tema
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukaakn oleh penyair. Tema dalam puisi satu adalah “keluarga”. Dalam puisi 1 menceritakan seorang ibu yang tiada letih nya membahagiakan dan memikirkan masa depan sang anak. Tanpa memikirakan penederitan sang ibu yang demi anaknya. Kemudian puisi 2 tema yang dipakai adalah “ penyesalan”. Dalam puisi 2 menceritakan seorang insan yang kehilangan sosok yang membagnggakan kemudia dia merasa Tuhan tak sayang lagi dengan nya dengan mengambil seseorang yang berharga tersbut. Lalu dia menyesali dengan kesalahnnya dengan melakukan tidak percaya dengan takdir-Nya. Pada akhnya dia bisa memahami kesedihan dan dukanya yang dialaminya.
b.     Diksi
Diksi merupakan makna kiasan yang harus ipahami secara seksama dan menyeluruh. Dalam puisi 1, pada bait ketiga “ setumpuk emas” yang berarti harta ynag melimpah. Namun pada pusi 1 terdapat sangat sedikit ditemukan diksi. Tetapi jika dilihat dari pusi ke 2  pada bait 1 “ ketika hati tak bertepi” jika dilihat dari segi makna yaitu perasaan hati seseorang yang tidak karuan.lalu diiringrindu yang tak tersampaikan karena sesorag yang dirindukan telah pergi untuk selamanya.
c.      Rima dan Ritma
Puisi “ Tangisan air mata Bunda” secara keseluruhan jika dilihat dengan adanya vokal u. Dapat disimpulkan bahawa puisi tersebut mempunyai irama yang tepat dan beraturan yakni irama vokal u u.
Lalu puisi “ Duka ku” dapat dilihat dari irama vkalnya menunjukan a/i/u/. Vokal u pda bait 3 dan 4. Jadi dapat disimpulakn puisi ini pun mempunyai irama yang  beratura yakni irama vokal a a dan u u .
Namun jika dibandingkan puisi “ Tangisan air maa bunda” dan “ Duka ku” dapat kita ihat jika perbedaan sangat terlihat dari vokal yang digunakan dalam puisi 1 yaitu menggunakan vokal u u setiap barisnnya sampai akhir.
d.     Amanat
Amanat dalam puisi satu yaitu jangan sekalipun kita sebagai anak melupakan jasa ibu yang telah berkorban untuk kita tanpa meminta imbalan dan agar kita selalu bisa membahagiakan nya sebagaimana ia melakukannya kepada anaknya.
Lalu amanat dalam pusi 2 yaitu kita sebagai manusa jangan terlalu memperdalam duka ketika kehilangan sesorang di hidup. Karena nyata nya semua yang bernyawa akan mati.
Perbandingan amanat dari puisi 1 dan yaitu, puisi 1 memnunjukkan mengenai pengorbana seorang ibu lalu puisi 2 yaitu sesorang yang mersakan yang duka amat dalam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

analisis 2 puisi yang berbeda